Lakukan Dengan fikiran

TUBEKTOMI


 

A. Definisi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.

B. Keuntungan

Keuntungan dari Tubektomi adalah sebagai berikut :

ü Motivasi hanya dilakukan 1 kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang.

ü Efektivitas hampir 100%

ü Tidak mempengaruhi libido seksual

ü Kegagalan dari pihak pasien tidak ada

C. Indikasi

Seminar kuldoskopi Indonesia pertama (1972) telah mengambil keputusan tentang indikasi tubektomi sebagai berikut :

ü Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup

ü Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup

ü Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup

Keputusan ini dikenal denga keputusan 100 (umur ibu x banyaknya anak = 100)

Pada konferensi khusus perkumpulan untuk sterilisasi sukarela indonesia di medan (3-5 juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :

ü Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih

ü Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih

ü Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih

D. Cara tubektomi

Cara tubektomi dapat dibagi berdasarkan atas :

ÿ Saat operasi

ÿ Cara mencapai tuba

ÿ Cara penutupan tuba

E. Saat operasi

Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval sesudah keguguran tubektomi dapat langsung dilakukan. Dianjurkan agar tubektomi pasca persalinan sebaiknya dilakukan dalam 24 jam, atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin.

Tubektomi pada persalinan lewat 48 jam akan dipersulit oleh edema tuba, infeksi dan kegagalan. Edema tuba akan berkurang setelah hari ke 7-10 pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih sulit dilakukan karena alat-alat genital telah menciut dan mudah berdarah.

F. Cara mencapai Tuba

Cara-cara yang dilakukan di indonesia saat ini ialah dengan laparotomi, laparotomi mini, dan laparoskopi.

ÿ Laparotomi

Cara mencapai tuba melalui laparotomi biasa, terutama pada masa pasca persalinan, merupakan cara yang banyak dilakukan di Indonesia sebelum tahun 70an. Tubektomi juga dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea, dimana kehamilan selanjutnya tidak diinginkan lagi, sebaiknya setiap laparotomi harus dijadikan kesempatan untuk menawarkan tubektomi.

ÿ Laparotomi mini

Laparotomi khusus tubektomi ini paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang, dan dinding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1-2 cm dibawah pusat.

Kalau tubektomi dilakukan pada 3-5 hari postpartum, maka dapat dilakukan insisi mediana karena uterus dan tuba telah berinvolusi. Dilakukan insisi mediana setinggi 2 jari dibawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm.

ÿ Laparoskopi

Laparoskop dimasukkan ke dalam selubung dan alat panggul diperiksa. Tuba dicari dengan menggunakan manipulasi uterus dari kanula rubin, lalu sterilisasi dilakukan dengan menaggunakan cincin folope yang dipasang pada pars ampularis tuba. Setelah yakin tidak terdapat perdarahan, pnemoperitonium dikelurkan dengan menekan dinding perut. Luka ditutup dengan 2 jahitan subkutikuler, lalu dipasang band aid. Pasien dapat dipulang 6-8 jam.

G. Cara penutupan Tuba

Cara tubektomi yang dapat dilakukan adalah cara Pomeroy, Kroener, Irving, pemasangan cincin folope, klip filshie, dan elektro-koagulasi disertai pemutusan tuba.

ü Cara Pomeroy

Tuba dijepit kira-kira pada pertengahan, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai Catgut biasa no.0 atau no.1. lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi. Tujuan pemakaian catgut biasa ini ialah lekas diabsorpsi, sehingga kedua ujung tuba yang di potong lekas menjauhkan diri, dengan demikian rekanalisasi tidak dimungkinkan.

ü Cara Kroener

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yang tidak udah diabsorpsi.

ü Cara Irving

Tuba dipotong pada pertengahan panjangya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kronik no.0 atau no.00. ujung potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus. Ujung potogan ditanamkan di dalam ligamentum latum. Dengan cara ini rekanalisasi spontan tidak mungkin terjadi. Cara tubektomi ini hanya dapat dilakukan pada laparotomi besar seperti seksio sesarea.

ü Pemasangan Cincin Falope

Cincin falope (yoon ring) terbuat dari silikon, dewasa ini banyak digunakan. Dengan aplikator bagian ismus uba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesuah terpasang lipatan tuba tampak keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi jibrotik. Cincin falope dapat dipasang pada laparotomi mini, laparoskopi atau dengan laprokator.

ü Pemasangan Klip

Berbagai jenis klip telah dikembangkan untuk memperoleh kerusakan minimal agar dapat dilakukan rekanalisasi bila diperlukan kelak. Klip filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tua yang edema. Klip Hulka-clemens digunakan dengan cara menjepit tuba. Oleh karena klip tidak memperpendek panjang tuba, maka rekanalisasi lebih mungkin dikerjakan.

ü Elektro-koagulasi dan Penutupan tuba

Cara ni dahulu banyak dikerjakan pada tubektomi laparoskopik. Dengan memasukkan grasping forceps melalui laparoskop tuba dijepit kurang lebih 2 cm dari kornua, diangkat menjauhi uterus dan alat-alat panggul lanilla, kemudian dilakukan kauterisasi. Tuba terbakar kurang lebih 1 cm ke proksimal, dan distal serta mesosalping terbakar sejauh 2 cm. Pada waktu kauterisasi tuba tamapak menjadi putih, menggembung, lalu putus. Cara ini sekarang banyak ditinggalkan.

H. Tindak lanjut

ü 1 Minggu pasca operasi, pemeiksaan adanya keluhan nyeri perut, tekanan darah, nadi, suhu dan pemeriksaan perut dengan palpasi, tidak dilakukan pemeriksaan dalam.

ü 1 bulan pasca operasi, diperlukan pemeriksaan tentang haid, periksa dalam dan bila perlu dilakukan patensi tuba.

ü 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun pasca operasi ádalah untuk mengetahui keadaan haid, kemungkinan komplikasi, kemungkinan hamil, keehatan badan, hubungan seks dan perkawinan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

Dahulu Tubektomi dilakukan dengan jalan laparotomi atau pembedahan vaginal. Sekarang, dengan alat-alat dan tekhnik baru, tindakan ini diselenggarakan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Dalam tahun-tahun terakhir ini tubektomi telah merupakan bagian yang penting dalam program keluarga berencana di banyak negara di dunia. Di indonesia sejak tahun 1974 telah berdiri Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI), yang membina perkembangan metode dengan operasi (M.O) atau kontrasepsi mantap secara sukarela, tetapi secara resmi tubektomi tidak termasuk ke dalam program nasional keluarga berencana indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

ü Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta, 1999

ü Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam. Jakarta, 2002

Satu tanggapan

  1. zaza

    mampir di blog q ya..

    27 Mei 2012 pukul 6:39 PM

Tinggalkan komentar